Kemarin ( 09 Oktober 2013 ) sekitar jam 3 sore saya menonton acara Apresiasi Sastra yang berjudul
The Poent Doesn't Invent. He Listens ( Penyair Tidak Menciptakan. Dia Mendengarkan ). Wah sangat membuat saya terinspirasi terutama untuk menulis artikel ini. Sudah dua kali saya melihat acara seperti ini, pertama acara Pak Dahlan Iskan, sekarang berbagai penulis di Kalimantan Barat. Banyak kegiatan yang dilakukan di acara tersebut, pertama ada penampilan theater pangggung dari tim
Sarang Semut. Sarang semut meragakan hasil karya Bapak Nanuk L Basuki. Memang super orang itu, theaternya membuat saya menghayal jauh dan membuat saya merinding seluruh badan. Tidak salah isi dari segala permainan tim Sarang Semut itu tentang penebangan hutan liar, wah kalau itu sih saya terkadang melakukannya ( menebang rumput samping rumah ).

 |
Apresiasi Sastra |
Nah di acara tersebut ada beberapa orang yang saya ketahui, pertama kalinya saya melihat Bapak Nanuk L Basuki, biasanya saya hanya mendengar karyanya lewat radio, eh ada rezeki saya akhirnya bisa melihat langsung. Terus ada dua lagi, Pak Ilham Setiawan, dan Bang Pay. Kalau pak Ilham itu adalah guru kesenian saya, baru kali ini saya mempunyai guru kesenian di sekolah yang berbeda sekali dengan guru kesenian saat masih duduk di Sekolah Dasar ( SD ) dan Sekolah Menegah Pertama ( SMP ). Nah kalau bang Pay itu saya kenalnya saat saya sedang latihan Theater. Ya lumayanlah menambah pengetahuan, walaupun belum pernah sama sekali tampil di muka publik.
Kebetulan saya menonton acara ini karena diberitahu oleh guru sekolah, dan kebetulan juga teman saya mengajak saya untuk menonton acara tersebut. Nah sebenarnya hanya boleh dua orang saja di antara satu kelas saya ini, eh lama, kelamaan teman saya ada yang ingin ikut, jadi saya ikutan juga. Jadi ada empat orang yang pergi dalam satu kelas. Siapa sajakah dia ? Pertama saya sendiri, Iqbal, Ridho, dan Hambalian. Tempat acara tersebut tidak jauh dari tempat saya les kok ( Gramedia )

.
Sahabat, kebanyakan yang saya dengar rata-rata puisi itu karyanya pak Nanuk, memang dia orang yang cukup dikenal di Kalimantan Barat. Nah bukan hanya itu, bang Pay menampilkan puisi, saya sih lupa siapa karyanya, dan bang Pay juga bernyanyi kaya' Iwan Fals, Wow, membuat saya merinding sekali, soalnya terasa sekali di hati

. Eh ada yang ketinggalan di awal saya datang, pas saya datang guru saya pak Ilham Setiawan sedang membacakan puisi juga, ekspresinya kuat sekali, dan sebelumnya pun saya juga pernah menonton karya pak Ilham yang berjudul Obat Lupa. sampai masuk koran lho. Semoga Obat Lupa sampai masuk televisi ya sahabat. Aminn
 |
Penyair Tidak Menciptakan. Dia Mendengarkan |
Karena ini adalah acara berbagai penulis sastra se-Kalimantan Barat, maka sampai masuk Ruai Tv. Wow, memang sih Ruai Tv ini ada di Kalbar, tapi saya tetap doakan semua penulis sastra bisa masuk ke tv ternama seperti Trans 7 dan Trans Tv. Amin. O iya tidak salah saya ada mendengarkan kata dari penulis, saya lupa namanya, tapi saya masih ingat katanya :
"DIA AKAN MATI, TAPI KARYANYA TAKKAN PERNAH MATI"
Sampai di ujung penghabisan, saya dan teman saya Hambalia bersalaman dengan bapak Nanuk L Basuki yang terkenal itu. Eh dia malah kasi nomor HandPhone, katannya banyak-banyak belajar tentang puisi, atau sastra gitu deh, sudah ada nomor saya ?, terus saya bilang belum. Lalu dia kasi deh nomor Hp-nya. Lalu teman saya Hambali yang mencatan, saya sih tinggal menyalinnya saja. Nah sahabat sebenarnya untuk bisa menjadi seorang blogger yang super ya seperti ini, rela berkorban walaupun mual-nualan untuk mendapatkan yang terbaik. Setuju atau sangat Setuju ?
ADS HERE !!!